Rabu, 30 Januari 2013

Jerami, Buat Pakan Ternak... Benarkah???



Fermentasi Jerami di dukuh Banaran, desa Sidomulyo


Desa Sidomulyo selain memiliki potensi pertanian ketela rambat dan kerajinan anyaman juga masih memiliki potensi lain, yaitu dalam bidang peternakan. Sudah banyak masyarakat Sidomulyo yang menjadi peternak dan mereka memiliki antusias yang tinggi dalam meningkatkan kualitas ternak mereka. Masyarakat menaruh harapan yang besar dalam bidang peternakan tersebut agar bisa meningkatkan perekonomian penduduk di Desa Sidomulyo. 


Pada hari Selasa, tanggal 22 Januari 2013 kemarin para peternak mendapat penyuluhan mengenai PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) yang sangat mendukung para petani dan peternak untuk lebih mengembangkan usahanya dalam suatu kelompok tani Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani). Gapoktan merupakan wadah bagi para petani dan peternak yang menggunakan sistem atau prinsip koperasi. Dukungan dari program PUAP ini berupa  Jerami padi merupakan limbah tanaman pertanian yang sangat potensial sebagai pakan hijauan terutama di daerah kering. Pada penghujan, jerami padi diberikan dalam jumlah sedikit. sedangkan pada musim kemarau pada umumnya peternak memberikan jerami padi sebagai hijauan tunggal. Di karenakan pada saat musim penghujan pengadaan hijauan meningkat tetapi sebaliknya pada musim kemarau pengadaan hijauan sangat sulit didapat. Jerami padi mengandung sedikit protein, lemak dan pati serta serat kasar yang relatif tinggi karena lignin dan silikanya tinggi. Untuk meningkatkan kecernaan jerami padi dan jumlah konsumsinya, jerami padi perlu diberi perlakuan secara biologis dengan menggunakan probiotik. Probiotik merupakan produk bioteknologi yang mengandung polimikroorganisme, lignolitik, proteolitik, amilolitik, sellulolitik, lipolitik dan nitrogen non simbiotik yang dapat memfermentasi jerami sehingga dapat meningkatkan kualitas dan nilai kecernaannya.


 Pelatihan pembuatan pakan ternak dengan cara fermentasi jerami yang dilakukan di dukuh Banaran, Desa Sidomulyo Kecamatan Limpung. Kamis 22/1/2013 yang dihadiri oleh bapak lurah sidomulyo. sekertaris PUAP(Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan), penyuluh peternakan dan para kelompok ternak. Diharapkan para petani ternak mendapatkan semacam pengetahuan, dan sudah tidak akan kesulitan lagi tentang pakan ternak.

Proses pembuatan jerami padi fermentasi
Untuk meningkatkan kualitas nutrisi jerami padi perlu dilakukan proses fermentasi anaerob selama 21 hari. Hal ini dilakukan dengan menggunakan probiotik (PROBION) sebagai pemacu proses degradasi komponen serat dalam jerami padi sehingga akan lebih mudah di cerna oleh ternak. Proses fermentasi anaerob ini dapat dilakukan pada tong atau plastik dan biyarkan kondisinya kedap udara. Proses pembuatan dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap fermentasi dan tahap pengeringan/penyimpanan.
Tahap pertama, jerami padi yang baru panen dari sawah di kumpulkan pada tempat yang disediakan, dan diharapkan masih mempunyai kandungan air sekitar 60%. Bahan yang digunakan dalam proses fermentasi adalah Urea dan PROBION, yaitu campuran dari mikroorganisme yang dapat membantu pemecahan komponen serat dalam jerami padi. Jerami padi yang segar yang akan dibuat jerami padi fermentasi disiapkan urea dan starbio yang digunakan sebesar 6% dari jerami berat jerami padi yang digunakan. Dan diperam selama 21 hari
Tahap kedua, adalah proses pengeringan dan penyimpanan jerami padi fermentasi. Tumpukan jerami padi yang telah mengalami proses fermentatif tersebut dikeringkan dibawah sinar matahari dan dianginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada tempat yang juga terlindung. Setelah proses pengeringan ini, maka jerami padi fermentasi tersebut dapat diberikan kepada ternak ruminansia (sapi, kambing dan domba) sebagai pakan pengganti rumput segar. Dengan cara demikian pemanfaatan hijauan pakan ternak dalam bentuk jerami padi akan dapat dilakukan sepanjang tahun dan lebih efisien dalam pemanfaatan waktu dan tenaga peternak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar